Paparan.ID Minut – Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia Ke-75 tahun (17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2020) berlangsung di seantero Bumi Pertiwi, tidak terkecuali di Tanah Tonsea.
Perayaan 75 Tahun Kemerdekaan berlangsung sederhana namun diwarnai dengan aksi-aksi yang luar biasa. Seperti halnya 20-an Putra-Putri Tonsea memecahkan Rekor MURI dengan memainkan alat musik tradisional Kolintang diatas puncak Gunung Klabat.
Perjuangan para milenial ini diawali pendakian puncak Gunung Klabat yang menempuh perjalanan sekitar Dua Belas jam dengan membawa perlengkapan musik Kolintang yang melintasi jalan terjal dan mengerahkan semua kemapuan yang ada. Alhasil rombongan dengan pimpinan langsung ketua FPV (Fantastic Prima Vista) Bung Stave Tuwaidan berhasil mencapai puncak tertinggi di Sulawesi Utara itu.
Setelah sampai di puncak Klabat tantangan yang dihadapi oleh rombongan, diguyur hujan dengan suhu udara yang sangat dingin, namun semangat putra-putri Tonsea untuk mengibarkan Merah Putih dan memainkan musik Kolintang di puncak Gunung Klabat tidak pernah surut. Tepat pukul 14.30 WITA pementasan pun dimulai, yang diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan iringan musik Kolintang.
Suasana keheningan melanda seantero puncak Gunung Klabat. Owner FPV Stave Tuwaidan yg juga sebagai penanggung jawab rombongan memimpin langsung kegiatan ini. Setelah lagu Kebangsaan berkumandang, tim yang terdiri dari Dua Puluh pemain dengan Lima instrumen yaitu melodi Satu (Ina), pengiring gitar (Karua), benyo (Uner), jukulele (Katelu) dan bass (Loway), yang merupakan putra-putri Minahasa Utara kembali menyanyikan Lagu Hymne Pahlawan (Mengheningkan Cipta).
Ketua Sanggar FPV Stave Tuwaidan mengatakan kegiatan ini murni dilaksanakan untuk mendorong semangat putra-putri bangsa dalam mengisi kemerdekaan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu menumbuhkan semangat nasionalisme bagi seluruh Generasi Muda. “Kegiatan ini adalah untuk mendorong semangat para pemuda dalam mengisi kemerdekaan dan mencintai Budaya Asli Daerah masing-masing khususnya saat ini di Minahasa Utara dengan memainkan alat musik Kolintang di puncak tertinggi Sulut” ujar Stave. Lanjut Stave, pementasan alat musik Kolintang di tempat tertinggi kali ini adalah yang pertama di dunia, “pementasan alat musik Kolintang di ketinggian adalah yang pertama di dunia, jadi hal ini merupakan sejarah baru bagi dunia musik Kolintang, sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pecinta musik Kolintang.
Tuwaidan juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan), Dewan Kesenian Sulut dan Rera Taretumou Minut yang telah mendukung acara tersebut.
(Heri)