Jihadis Madani Gelar Diskusi di Kota Bitung

0
Foto: Jihadis Madani Gelar Diskusi di Kota Bitung

Paparan.ID Bitung – Sejumlah tokoh pemuda dan tokoh Muslim Sulawesi Utara yang tergabung dalam kelompok diskusi bernama “Jihadis Madani” menggelar diskusi di Kota Bitung.

Dialog Jihadis Madani dengan tema Penemuan Jati Diri Bangsa, dan bagaimana mengembalikan spirit gotong royong dalam masyarakat seperti yang dikatakan oleh sekretaris Jihadis Madani Suĺut Muchamad Burhanuddin.

Hadir sebagai pembicara Max Siso tokoh Nusa Utara (Marhaen), Hamdi Paputungan tokoh BMR (Bolaang Mongondow Raya), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), Hamzah Latif tokoh ICMI Sulut (Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia).

Kegiatan yang digelar di Daun Kopi jalan Sam Ratulangi ini digelar untuk melihat sejauh mana politik identitas menjadi pemicu perseteruan antar kelompok masyarakat yang akan menjadi awal perpecahan antara masyarakat baik saat Pemilihan Kepala Daerah maupun setelah Pemilihan Kepala Daerah usai.

Diskusi dibuka oleh Hamzah Latif yang juga adalah sekretaris (ICMI) Sulawesi Utara. Menurut Hamzah, Pemilihan Kepala Daerah membuat umat terpolarisasi akibat dari pilihan yang berbeda. “Oleh karena itu, melalui diskusi seperti ini kita bisa menyatukan persepsi seperti apa umat melihat Pemilihan Kepala Daerah saat ini. Jangan sampai Pemilihan Kepala Daerah menimbulkan perpecahan diantara kita,” jelas-nya.

Mantan calon gubernur Sulawesi Utara di Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2005, Hamdi Paputungan yang hadir pada diskusi tersebut mengungkapkan bagaimana dirinya berjuang saat itu dengan megedepankan politik identitas.

“Saat itu saya yang paling getol menyampaikan kepada umat Islam. Islam pilih Islam,” katanya.

Namun lanjut Hamdi, apa yang saat itu diperjuangkannya tidak bisa terwujud tapi justru menjadikan umat terpecah belah dan gesekan pun tak bisa dihindari ditengah masyarakat.

“Sangat berbahaya mengangkat isu-isu identitas ini di saat Pemilihan Kepala Daerah ditengah masyarakat Sulut yang justru berjiwa nasionalisme tinggi,” tambahnya.

Sedangkan salah satu tokoh Marhaen Sulawesi Utara, Max Siso membeberkan dampak dari politik identitas yang memicu konflik antar agama, suku, etnis dan budaya.

“Politik identitas akan membenturkan semua itu dan akhirnya kita akan saling bermusuhan sesama anak bangsa, khususnya di Sulawesi Utara hanya karena Pemilihan Kepala Daerah gubernur, bupati dan walikota, kita semua tidak menginginkan ini,” katanya.

Ditambahkan Max, sejarah sudah jelas memberikan dasar berpijak bahwa bangsa Indonesia didirikan secara gotong royong tanpa membeda-bedakan antara satu golongan dengan golongan lainnya.

“Isu identitas ini menjadi lahan bagi sejumlah pihak untuk meraih keuntungan pribadi dalam Pemilihan Kepala Daerah,” jelasnya.

Sekretaris Jihadis Madani Sulawesi Utara Muchamad Burhanuddin mengatakan kegiatan ini adalah bagian dari kontribusi untuk mengeratkan rasa persatuan ditengah perbedaan pilihan politik, kegiatan ini akan diselenggarakan di 14 kab/kota se-Sulut.

Hadir pada diskusi tersebut, perwakilan NU (Nahdlatur Ulama), Muhammadiyah, Syarikat Islam, BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia), KAHMI ( Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) , KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) sejumlah Imam, BTM, Majelis Taklim dan Pemuda Islam.

(VM)

Sharing is caring

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here