Masa Lalu dan Harapan

0
Foto: Penulis

Hari baru mendekap erat tanpa kompromi, masa lalu meremukkan tulang di dada yang memang dalam beberapa minggu ini dingin namun terasa sejuk seiring helaan nafas dan detak jantung.

Aku ingin ada yang mau membisikkan satu kata indah meskipun itu terlarang. Menguatkan tangan dan nantinya aku dapat berpegang pada satu penjuru yang tak akan hilang oleh sinar mentari. 

Ketakutan menjadi hamba dimensi waktu disaat semua rasa menjadi mungkin untuk berbuat sesuka hatinya. Kalaupun kesadaran itu pada akhirnya berhasil menyusup masuk, apakah ia akan menyambutnya?

Hanya kedalaman jurang terjal yang mampu menjelaskan betapa sakitnya memuja angin yang sewaktu-waktu berhembus dan lewat begitu saja hanya meninggalkan sentuhan lembut yang tak berbekas.

Ketakutan menyadarkan bahwa semua itu hanya titik dari sebuah peramainan indah yang ternyata kehidupan. Hmmm…… kali ini ketakutan menjadi pahlawan.

Sharing is caring

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here