Benarkah Jokowi “King Maker” pada Pilpres 2024?

0
Foto: Gbr Istimewa (Presiden Jokowi).

Menyadur artikel CNN Indonesia “9 Tahun Jokowi, Petugas Partai yang Kini Total Pegang Kendali”

PAPARAN.id NASIONAL ǁ Selama tahapan pemilihan presiden (pilpres) 2024, ada tanda-tanda bahwa Jokowi punya cara yang beda dalam memberikan dukungan kepada calon presiden jika dibandingkan dengan PDI Perjuangan.

Sebabnya Jokowi belum memutuskan dengan pasti, padahal beliau adalah “petugas partai” dari PDI Perjuangan. Rangkaian peristiwa politik belakangan ini juga semakin menguatkan hal tersebut.

Selain itu, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan gugatan mengenai persyaratan calon presiden dan wakil presiden yang berasal dari unsur kepala daerah adalah salah satu pemicu perbedaan dukungan antara Jokowi dan PDIP.

Hasil keputusan MK ini dianggap membuka jalan bagi Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, untuk maju sebagai wakil presiden Prabowo Subianto. Koalisi Indonesia Maju (KIM) Partai Gerindra, dan Golkar telah menyambut Gibran dengan hangat.

Di sisi lain, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan dukungan dari PDIP; PPP, Perindo, dan Hanura.

Selain itu, tindakan Jokowi terlihat ketika menghadiri Rakernas relawan Pro Jokowi (Projo) pada hari Sabtu (14/10). Meski hanya sebentar, Jokowi dan Gibran hadir dalam kesempatan tersebut.

Dan setelah rakernas, Projo langsung menyatakan dukungannya kepada Prabowo dalam pemilihan presiden 2024. Tak hanya itu, Prabowo belakangan ini semakin dekat dengan Partaai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini dipimpin oleh Kaesang Pangarep. Keduanya bahkan sering bertemu.

Agung Baskoro, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, berpendapat bahwa tindakan Jokowi akan berbeda dengan Megawati dalam Pilpres 2024. Jokowi saat ini sedang berada di luar negeri saat pengumuman Ganjar Pranowo sebagai wakil presiden Mahfud MD. Rabu (18/10).

Agung menyatakan bahwa sangat mungkin Pak Jokowi akan memilih opsi yang berbeda dengan Bu Mega. Setidaknya, dia mungkin punya dua kaki.

Agung mempertimbangkan dukungan relawan Projo untuk Prabowo hingga keputusan MK yang memungkinkan Jokowi mendukung kontestasi pemilihan presiden 2024 dengan syarat wakil presiden pernah menjadi kepala daerah.

Dia berkata, “Sebenarnya ini titik puncak setelah banyak kode halus yang selama ini dilemparkan Jokowi dalam Pilpres 2024. Ini mulai terlihat secara eksplisit di panggung politik kita.” Agung menganggap rangkaian peristiwa ini sebagai cara Jokowi berusaha memposisikan dirinya sebagai “the real king maker” dalam pemilihan presiden 2024.

Ia menyatakan bahwa hingga Oktober 2024, Jokowi masih memiliki otoritas. Agung menyebut Jokowi bercita-cita mengendalikan setiap aspek politik. Dia bukan sekadar menciptakan raja, tetapi menciptakan raja sejati.

“Dia bukan king maker tapi the real king maker. Pertarungan capres-cawapres itu di layer pertama. Lalu dilapis kedua pertarungan king maker itu SBY, Paloh, Mega, mungkin JK. Nah, di atasnya mereka itu semua ada Jokowi,” kata Agung.

Dia ingin mengendalikan semuanya dengan cepat. “Aku tinggal tekan tombolnya kalau kamu mau main-main denganku,” katanya.

(Redaksi)

Sharing is caring

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here